Pertama kali aku melihatmu memang tak ada yang istimewa. Kamu terlihat istimewa di mataku setelah teman-teman menggoda kita. Kita yang sering duduk bersama di pagi hari, saat gerbang baru dibuka. Indah sekali saat itu walau kita sama sekali tak mengucap satu katapun. Makin istimewa kamu di mataku saat kamu membuat lambang cinta bertuliskan namaku. Walau aku sendiri tak mampu melihatnya karena tersipu malu. Tapi sungguh bunga-bunga cintamu makin bermekaran di hatiku.
Dan aku masih teringat, kamu mengembalikan barang milikku (yang berharga) saat itu, saat awal-awal kita berkenalan. Bahkan aku sudah lupa akan barang itu. Tapi kamu memberikannya kembali kepadaku.
Aku makin bersemangat dalam ruang belajar organisasi ketika kamu juga masuk dalam ruang itu. Namun, memang ruang itu bukan bidangku, jadi sama saja aku tidak merasa nyaman berada di sana jika tanpamu.
Tapi aku juga masih teringat, kamu bisikkan nasihat saat kegelapan melanda sekitar kita. Kamu menasihatiku tuk slalu melantunkan doa-doa dan pujian-pujian kepada Sang Khalik agar terhindar dari marabahaya kala itu.
Dan aku juga masih teringat, kamu menyuruhku menunggumu saat itu. Tapi aku lupa karena kesibukanku lalu meninggalkanmu. Maafkan aku untuk itu.
Terakhir ku melihatmu, kamu sudah berbelok arah di ujung jalan itu. Karena kita memang telah dipisahkan oleh waktu. Namun, hanya harap yang tertinggal di sini. Semoga aku adalah bagian dari tulang rusukmu.
Untuk kamu yang duduk sebaris denganku di baris ke-4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar