Sabtu, 21 Januari 2012

Ayam Bakar VS Nila Bakar

Judul posting ini terbesit tatkala aku berada di resto favorit kami para kafir makanan (alias rai badog) di Jln. Suharso kamis lalu. 

Cerita berawal dari "keunikan" karyawan baru di resto itu (mungkin lg magang) yang salah ngasih makanan yang kami pesan beberapa hari sebelumnya. Masa aku pesen nila bakar eh dikasihnya ayam bakar bagian sayap, mana nungguin makanannya lama banget (walaupun blm sampe taunan si), ditambah lagi salah ngasih menu, udah gitu si pelayan unik itu tetap bersikukuh bahwa dia bener nganterin menunya. Padahal kan Ayam sama Nila bedanya jauh banget dilihat dari morfologi dan anatominya.


Coba kita telaah secara lebih mendalam perbedaannya : 

Ayam Bakar Nila Bakar 
Ayam Bakar Nila Bakar

Berikut adalah perbedaan dari kedua makanan di atas, sekaligus untuk mengetahui tingkat kesalahan si karyawan unik itu.

1. Struktur
Berdasarkan struktur yang dapat dilihat dengan mata telanjang maupun mata yang pake baju kaca, terlihat sangat berbeda (kecuali si karyawan unik yang menyatakan itu sama, mungkin dia melihat dg mata kaki). Bahwa Ayam bakar dalam hal ini bagian sayap mempunyai struktur yang lebih kecil daripada nila bakar, ayam bakar juga tidak memiliki sirip dan ekor serta tak punya sepasang mata melotot dan moncong khasnya.

2.Warna
Warna yang terbentuk dari hasil pembakaran ayam dan ikan nila jg berbeda. Namun, ini agak susah dikaji karena beda olahan beda warna yang dihasilkan. Biasanya ayam yang dibakar akan menjadi berwarna coklat kemerahan, sementara ikan nila yang dibakar akan menjadi coklat kehitaman karena warna asli ikan nila yang memang berwarna agak hitam. Diduga si karyawan unik itu buta warna, melihat segala yang ada di dunia ini berwarna hitam dan putih sehingga warna ayam bakar dan ikan bakar sulit dibedakan.

3. Rasa
Nah kalo ini wajar si karyawan ngga bakalan bisa membedakan antara nila dan ayam bakar karena ngga mungkin kan dia icip-icip makanan punya pelanggan. Paling dia cuma colek bumbunya sedikit sehingga tidak bisa memperoleh kejelasan akan makanan yang akan dia sajikan. Padahal, rasa ikan dan ayam juga sudah berbeda, daging ayam lebih berserat daripada ikan, sehingga terkadang daging ayam lebih berpotensi untuk nyelip di gigi daripada daging ikan. Atau mungkin juga si karyawan udah icip sedikit antara ayam dan ikan, dan mendapati ada daging ikan dan ayam yang nyelip di giginya, karena di giginya sudah tertanam kotak sumbangan nikahan, sehingga setiap apa aja yang masuk ke mulut bakalan diselipin di situ.

Dari masing-masing pembeda di atas masing-masing menunjukkan tingkat kesulitan yang berbeda. Nomor 1 digolongkan dengan tingkat kesulitan rendah. Nomor 2 digolongkan dengan tingkat kesulitan sedang, dan Nomor 3 digolongkan dengan tingkat kesulitan tinggi.

Berdasarkan pendugaan yang telah dianalisis lebih mendalam dapat ditarik kesimpulan bahwa si karyawan unik itu tidak dapat menunjukkan perbedaan antara Nila Bakar dan Ayam Bakar pada tingkat kesulitan yang rendah, karena dia tidak dapat membedakan antara bentuk ikan nila dan ayam. Berarti kesalahan si karyawan itu diduga karena dia melihat struktur ayam bakar dan nila bakar itu dengan mata kaki, atau mungkin mata telanjangnya sudah tak normal (minus 180 derajat celcius *lho kayak suhu ya :D).

Dan mungkin ada beberapa faktor eksternal yang mendukung kesalahan si karyawan dalam menyajikan makanannya itu seperti dia sedang galau karena sejak dilahirkan dari rahim ibunya dia tidak pernah melihat ayam dan ikan, karena keluarganya vegetarian.

Ajaibnya kita ketemu karyawan itu lagi, pada saat aku dan temanku menceritakan cerita kesalahan karyawan itu dengan menggebu2 kepada teman2 lainnya pada hari kamis lalu. Aku jadi trauma pesen nila. Eh, yang lain pada nantangin pesen nila. Mau nguji si karyawan bener atau ngga menyajikannya. Oh ternyata benar kok. Tapi jangan bangga dulu. Kesalahan kembali terjadi saat kami berada di bagian kasir untuk membayar, dia salah nulis pesanan kita ke kasir, jadi kita rugi deh bayar makanan yang ngga kita makan. Dan kesalahan itu baru disadari saat dalam perjalanan pulang. Yah, sudah diikhlaskan aja.

Lalu hari ini aku kembali ke resto itu lagi dan tidak mendapati si karyawan itu berada di barisan karyawan. Mungkin dia sedang mengikuti training mata dan jari agar tak salah lihat dan tak salah tulis.

Hemmmmffhhh....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar