Kamis, 10 Juni 2010

INOKULASI VIRUS PADA TELUR AYAM BEREMBRIO

I. PENDAHULUAN

Newcastle Disease (ND) juga di kenal dengan sampar ayam atau Tetelo yaitu penyakit yang disebabkan oleh Newcastle Disease Virus dari golongan Paramyxovirus. Virus ini biasanya berbentuk bola, meski tidak selalu (pleomorf) dengan diameter 100 – 300 nm. Genome virus ND ini adalah suatu rantai tunggal RNA. Virus ini menyerang alat pernapasan, susunan jaringan syaraf, serta alat-alat reproduksi telur dan menyebar dengan cepat serta menular pada banyak spesies unggas yang bersifat akut, epidemik (mewabah) dan sangat patogen. Virus ND dibagi dua tipe yakni tipe Amerika dan tipe Asia. Pembagian ini berdasarkan keganasannya dimana tipe Asia lebih ganas dan biasanya terjadi pada musim hujan atau musin peralihan, dimana saat tersebut stamina ayam menurun sehingga penyakit mudah masuk.

Penyakit ini pertama ditemukan oleh DOYLE pada tahun 1926 di Newcastle (Inggris), dan mengidentifikasinya sebagai paramyxovirus-1 (PMV-1). Saat ini dikenal empat strain PMV-1 yaitu, strain Viscerotropic velogenik bersifat akut dan menginfeksi saluran pencernaan, dapat menimbulkan tingkat kematian yang tinggi 90%, Neurotropic velogenic yang dapat menyebabkan paralisis kaki, strain mesogenik dapat menyebabkan akut pernapasan dan menimbulkan kematian lebih dari 50%, dan strain lentogenik yang kurang virulen. Penularannya cepat dan kematian yang ditimbulkan sangat tinggi. Sampai sekarang ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi bagaimanapun dapat digunakan vaksin untuk mencegah penyakit ini. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara memahami lebih lanjut mengenai penyakit ini sehingga diperlukan pengujian misalnya dengan mengetahui ciri-ciri ayam yang terkena virus ND dengan menggunakan embrio ayam atau uji in ovo.

Praktikum ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang macam-macam inokulasi virus, mengetahui bagaimana cara menginokulasikan virus pada telur ayam berembrio, dan mengetahui ciri-ciri embrio ayam yang terinfeksi virus New Castle Disease (ND).

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah telur ayam berembrio umur 10-12 hari, kapas, alkohol 70%, betadine, spuit 1 cc, bor telur, suspensi virus New Castle Disease (ND) dan alat peneropong.

B. Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah inokulasi pada ruang chorioalantois.

Cara Kerja :

1. Digunakan embrio ayam dengan umur 10-12 hari.

2. Dilakukan peneropongan pada telur yang digunakan.

3. Ditentukan batas kantung udara dan letak kepala embrio, lalu diberi tanda.

4. Dioleskan alkohol 70% lalu diinokulasikan suspensi virus ke dalam ruang alantois (melewati batas kantung udara) dengan cara jarum dimasukkan ¾ inci dengan sudut 45oC dan diinjeksikan 0,1-0,2 cc virus yang akan diinokulasikan.

5. Lubang kembali ditutup dengan lilin.

6. Diinkubasi dengan suhu 38oC-39oC selama 2-4 hari.

7. Diamati pada hari ke-4 dan dibandingkan dengan telur yang tidak diinokulasikan virus.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel Hasil Inokulasi Virus Pada Telur Ayam Berembrio

Kel.

Perlakuan

Hasil

Kematian embrio

Lesi pada CAM

Lesi pada embrio

Abnormal pada otot

Abnormal pada hati

Warna hijau pada kaki

1

I

Hidup

-

-

-

-

+


II

Mati

-

-

-

-

-

2

I

Mati

+

+

-

-

-


II







3

I

Mati

-

-

-

-

-


II







4

I

Mati

+

+

-

-

-


II

Mati

+

+

+

+

+

5

I

Hidup

+

+

+

+

+


II

Hidup

+

+

+

+

+



B. Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa embrio yang diinokulasikan virus ND terlihat mengalami kematian dengan ciri-ciri lesi pada CAM, lesi pada embrio, abnormal pada otot dan kaki berwarna hijau. Menurut pernyataan Kaleta dan Neumann (1975), embrio yang diinokulasikan virus ND akan mengalami reduksi pada organ-organ tertentu misalnya hati, trakhea, serta pembuluh darah. Sedangkan menurut Smietanka et al. (2006), virus ND yang disuntikkan ke dalam embrio ayam akan bermigrasi ke dalam berbagai organ yang baru terbentuk dan merusak organ tersebut. Misalnya rusaknya organ hati, paru-paru, ginjal dan usus pada embrio ayam. Hal ini tergantung virulensi masing-masing strain virus ini.

Newcastle disease merupakan salah satu penyakit infeksi yang penting untuk dikaji pada ternak. Deteksi yang cepat dan identifikasi dari virus ini merupaka tahap yang paling efektif untuk mengontrol pertumbuhan penyakit ini (Smietanka et al., 2006). Newcastle Disease virus biasanya berbentuk bola, meski tidak selalu (pleomorf) dengan diameter 100 – 300 nm. Genome dari virus ND adalah suatu rantai tunggal RNA. ND virus mempunyai amplop yang mengandung dua protein yaitu protein hemagglutinin/neuraminidase dan protein peleburan. Kedua protein ini bersifat penting dalam menentukan keganasan dan infektivitas virus. Protein hemagglutinin/neuraminidase melaksanakan dua fungsi. Hemagglutinin mengikat selaput sel inang dan bagian neuraminidase dilibatkan di dalam pelepasan; pembebasan virus dari selaput sel inang. Protein peleburan digunakan untuk peleburan amplop virus kepada selaput sel inang, sehingga genom dari virus dapat masuk sel. Untuk melaksanakan fungsi ini, protein peleburan perlu dibelah oleh suatu protease sel inang (Ganwarin, 2008).

Selengkapnya download disini

2 komentar: