Minggu, 01 Mei 2011

Teknik Aglutinasi

Teknik ini merupakan metoda klasik dalam penetapan antibodi. Salah satu syarat untuk reaksi aglutinasi adalah antigen harus berupa sel atau partikel yang larut, sehingga apabila direaksikan dengan antibodi spesifik, akan terjadi gumpalan daripada partikel atau sel tersebut. Teknik ini disebut aglutinasi direk. Akan tetapi karena pada umumnya Ab mempunyai lebih dari satu reseptoe terhadap antigen, maka Ab dapat bereaksi dengan molekul antigen lain yang mungkin sudah berikatan dengan Ab, sehingga berbentuk gumpalan kompleks Ag-Ab.

Reaksi ini dapat digunakan untuk menetapkan antibodi terhadap Ag yang larut dengan melekatkan dengan antigen ini terlebih dahulu pada suatu partikel yang di sebut ”carrier”. Beberapa jenis partikel yang digunakan dalam teknik ini adalah lateks, eritrosit, karbon dan lain-lain dan dinamakan teknik aglutinasi indirek atau aglutinasi pasif. Apabila digunakan partikel eritrosit untuk melekatkan antigen, disebut teknik Haemaglutinasi (HA).

Suatu modifikasi teknik aglutinasi untuk mendeteksi antigen yang larut adalah uji hambatan aglutinasi (Aglutination Inhibition). Pada teknik ini, serum atau cairan yang akan diperiksa direaksikan terlebih dahulu dengan antibodi spesifik. Setelah itu, baru direaksikan dengan Ag yang dilekatkan pada suatu partikel. Ag yang ada pada serum atau cairan yang diperiksa, mengikat Ab spesifik sehingga Ab tidak mampu lagi bereaksi dengan Ag pada permuikaan partikel dan terjadi hambatan aglutinasi (hasil positif). Apabila dalm serum atau cairan yang diperiksa tidak tedapat Ag, maka antibodi yang bebas dapat bereaksi dengan Ag melekat pada permukaan partikel dan menimbulkan aglutinasi (hasil negatif). Apabila teknik ini menggunakan eritrosit sebgai partikel dinamakan teknik IHA ( Indirect Haemagglutination).

AGLUTINASI DIREK

Salah satu contoh teknik aglutinasi direk adalah reaksi Widal, yang merupakan uji serologic untuk menegakkan dignosis penyakit typhus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella. Uji serologic ini menyatakan adanya antibodi terhadap antigen Salmonella.

Salmonella merupakan kuman yang tersebar luas di sekeliling kita, sehingga besar sekali kemungkinan seseorang terinfeksi tanpa diketahui. Oleh karena itu, kemungkinan besar dalam darah seseorang yang tidak sakit terdapat sejumlah antibodi terhadap Salmonella. Beberapa ahli menyatakan bahwa titer agglutinin 1: 40 (1/40) masih dianggap normal dan titer 1: 80 (1/80) dianggap hanya teinfeksi sangat ringan. Suatu kenaikan titer antibodi sebanyak 4 kali, merupakan indikator adanya infeksi Salmonella yang serius (infeksi berat). Salmonella dapat dikelompokkan dalam 17 golongan berdasarkan antigen O yang dimilikinya. Tetapi ada 5 golongan yang penting untuk infeksi manusia, yaitu golongan A, B, C, D, dan E. Kecuali antigen O, Salmonella juga mempunyai antigen H yang terdapat pada flagella dan antigen Vi yang tidak dipakai untuk mendiagnosis tetapi hanya dipakai untuk mendeteksi carrier.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar