Sabtu, 10 Oktober 2009

Nobel Kimia 2009, Tentang Ribosom

Berkat riset tentang ribosom, organel dalam sel yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein, duo ilmuwan Amerika Serikat (AS) dan satu orang Israel memenangi Nobel Kimia 2009. Tanggal 7 Oktober, Komite Nobel menyatakan bahwa riset tiga ilmuwan itu bakal membuahkan terobosan berarti pada ilmu antibiotik. Dalam pengumuman di Royal Swedish Academy of Sciences, Stockholm, Komite Nobel menyebut Venkatraman Ramakrishnan serta Thomas Steitz dan Ada Yonath –para ilmuwan itu– sebagai kesatria ilmu. ”Mereka adalah kesatria yang berjuang melahirkan terobosan berarti dalam pasang surutnya ilmu tentang infeksi bakteri tak tersembuhkan,” terang Komite Nobel dalam pernyataan tertulis seperti dilansir BBC.
Selain itu, melalui riset tentang ribosom tersebut, ketiganya secara tidak langsung telah menyelamatkan jutaan nyawa manusia atau setidaknya memperbesar harapan hidup pasien yang harus bergantung pada antibiotik. ”Antibiotik yang beredar saat ini menyembuhkan infeksi dengan menyerang ribosom fungsional bakteri. Tanpa mekanisme itu, bakteri akan mati,” tutur Komite Nobel kepada Agence France-Presse.
Riset penting tentang ribosom tersebut dituangkan Ramakrishnan dan dua koleganya dalam model pembelajaran tiga dimensi. Dengan demikian, partikel-partikel pembentuk ribosom dan protein yang dihasilkan lewat proses sintesis bisa lebih jelas saat diamati. ”Ketiganya menggunakan metode X-ray crystallography untuk memetakan lokasi ratusan ribu partikel pembentuk ribosom,” lanjut komite tersebut.
Di masa mendatang, pemetaan ribosom 3D itu bisa dijadikan landasan riset lanjutan dalam bidang antibiotik. Nanti, antibiotik baru yang tercipta mampu menaklukkan bakteri yang sudah resistan pada antibiotik tradisional. Sebab, dengan mempelajari peta ribosom itu, antibiotik baru akan lebih tepat menyerang ribosom sel bakteri yang berfungsi menghasilkan protein untuk bertahan hidup.
Dunia ilmu pengetahuan langsung merespons positif kerja keras Ramakrishnan dari Medical Research Council’s Molecular Biology Laboratories di Cambridge, Inggris, dan dua rekannya tersebut, masing-masing berbasis di Yale University, AS, dan Weizmann Institute di Rehovot, Israel. ”Mereka adalah ilmuwan-ilmuwan hebat. Temuan mereka benar-benar signifikan bagi kehidupan,” ujar David Garner, pimpinan Royal Society of Chemistry, seperti dikutip Associated Press.

Sumber : http://www.radarjogja.co.id/berita/internasional/7213-petakan-ribosom-menangi-nobel-kimia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar