Suasana sore yang begitu indah
membawaku menikmati perjalanan ini. Sore ini adalah hari pertamaku menempati
tempat kos yang baru. Semoga kos yang baru ini membawaku ke suasana yang lebih
baik dibandingkan dengan tempat kos lama. Kos lamaku memang tidak sejelek yang
dibayangkan, ada kamar mandi dalam juga seperti kos baruku, cuma yang
disayangkan kos lama itu sekamar berdua. Makanya tidak nyaman disaat ingin
menyendiri di kamar, karena toh ada
saatnya kita butuh dalam kesendirian. Contohnya kalau belajar, aku agak susah menyerap materi pelajaran
kalau ada yang mengganggu walaupun ngga
ada niat mengganggu tapi sama aja butuh suasana sepi untuk belajar.
Nah, kos baruku baru sekamar
sendiri, dilengkapi dengan kamar mandi pula. Harapannya sih lebih nyaman dari kos yang dulu. Biar bisa belajar dan
mengerjakan aktivitas kuliah dengan lebih baik.
Sampai di kos baru sepertinya
sepi-sepi aja. Oh iya, hampir lupa,
ini kan masih rangkaian libur semester. Tapi, besok aku ada sosialisasi untuk
kurikulum baru. Padahal ngga berangkat
juga ngga masalah sih. Ya, memang aku dikenal sama
teman-teman katanya orangnya rajin, jadi ya berangkat aja karena sosialisasi ini juga penting untuk keberlanjutan
kuliahku, sekalian nyobain kosan
baru, walau cuma semalam.
Ngomong-ngomong
soal
kos baru, kebetulan aku dapat tempat kos yang baru aja dibangun, jadi masih fresh,
ada bau cat tembok dan bau perabotan baru. Kata bapak kos, kosan ini memang
dulunya udah pernah ditempati tapi untuk kosan cowok. Baru kali ini mereka
menerima cewek sebagai penghuni kos. Dan kebetulan lagi aku yang memesan kamar
no.1 alias depan sendiri, jadi dapat jendela yang paling gede yang bisa
langsung lihat ke jalan.
Ternyata memang hari ini aku
sendirian di kos baru. Teman-teman lain masih asik dengan liburannya. Malam
pertama sendirian di kosan baru.
***
Kali ini aku benar-benar akan
menempati kos ini, karena libur semester genap sudah berakhir, dan aku akan
menyongsong semester 3, semester yang konon katanya para senior lagi
sibuk-sibuknya.
Sebelum masuk ke kos, sudah
banyak motor di parkiran. Ada apakah gerangan? Oh ternyata motor teman-teman
penghuni kos juga yang sedang ospek, maklum dari 5 kamar di kosan ini, ada 3
orang mahasiswa baru, 2 orang termasuk aku yang mahasiswa lama beda satu tahun
dari mereka.
Sehabis beres-beres kamar, aku
keluar untuk melihat-lihat sekeliling kosan baruku dan menyodorkan tangan untuk
menjabat ke salah satu anak yang sepertinya tinggal di kos ini.
“mba, kenalan dong? Aku
tika.”
“aku ages.” jawabnya.
“oh, ages, darimana?
Fakultas apa?” tanyaku penasaran.
“dari bekasi mba, fakultas
biologi, kalo mba?”
“wah sama dong, aku
biologi juga, asal purbalingga, angkatan baru ya?”
“iya mba, di sini banyak
biologinya, jadi senang deh bisa buat tanya-tanya.”
“sama-sama aja lah, kita
di sini harus saling membantu.”
Ages, teman kos yang pertama
kenalan yang ternyata dia satu fakultas denganku tapi beda angkatan satu tahun.
Dia menempati kamar pojok, atau kamar nomor 5. Ada lagi Yuyun, dan dia juga
satu fakultas dan satu angkatan denganku dia menempati kamar tengah atau kamar
nomor 3. Walaupun satu angkatan tapi aku juga baru kenal di sini, di tempat
kos, memang kita beda kelas dan kita berdua bukan anak populer di kampus jadi
sama-sama belum tau nama, hanya wajah yang kelihatan familiar.
Hari berganti hari, akhirnya aku
kenal yang namanya Regi yang menempati kamar sebelahku, nomor 2, dia kuliah di
jurusan keperawatan. Sementara di kamar nomor 4 ada Sisi yang kuliah di jurusan
kimia.
***
Tiga bulan sudah aku tinggal di
kosan ini. Kos yang akhirnya diberi nama T.R.Y.A.S, yang berasal dari huruf
depan kami masing-masing. Dengan nama itu diharapkan persahabatan kita
senantiasa terjalin dengan baik. Dan tiga bulan ini kebersamaan kita semakin terasa
tatkala aku berulang tahun yang ke-20.
“mba
tika, selamat ulang taun ya, nanti traktirannya mau dimana nih mba?” tanya
regi yang terkenal dengan suara cemprengnya.
“makasih
ya Gi, umm, nanti aku beliin ayam penyet aja gimana? Tapi temenin ya?” jawabku.
“nanti
sama yun aja, soalnya yun sekalian beli pulsa.” Tiba-tiba
si yuyun yang jawab. Memang dia seringnya kalau menyebut panggilan sendiri,
bukan pakai kata aku atau saya, dia lebih sering pakai namanya sendiri, yun.
Kata temenku di kampus kalau menyebut diri-sendiri saat berbicara dengan nama
sendiri adalah orang yang manja. Wah, berarti si yuyun manja dong orangnya? Ya emang bener juga sih, sedikit agak manja, maklum anak
terakhir, walaupun begitu dia sebenarnya orang yang paling tahu pertama tentang
berbagai macam info di kosan, seperti tentang berita mati listrik, terus info
bayar listrik, sampai berita mau ada fogging demam berdarah aja dia yang
pertama kali tau diantara anak kosan yang lain. Sebenarnya sih karena dia yang sering
dikasih info paling pertama sama ibu kosan, makanya cepet.hehehe.
“oh, ya udah nanti kita pergi bareng aja yun.” Jawabku selanjutnya,
sambil menghitung kira-kira berapa budget
yang harus dikeluarkan untuk mentraktir mereka makan.
Setelah selesai sholat maghrib,
aku dan yuyun akhirnya pergi membeli makan. Jam menunjukkan pukul 19:10 ketika
aku pulang ke kosan kembali. Sebelum masuk ke kamarku, kok kamarku gelap, hanya
ada cahaya redup yang samar-samar terlihat. Ini sudah terdeteksi, mereka akan
mengerjai aku. Sebelum mereka sadar aku sudah mengetahui ini aku langsung masuk
ke kamar sebelah atau kamar Regi dan menutup pintu hingga beberapa saat sampai
mereka sudah malas akan memberi surprise kepadaku.
“mba
buka dong, yah, mba ngga asik ah, orang mau dikasih surprise malah ngumpet.” Sisi
akhirnya bicara di depan pintu.
“Kalian
pasti mau ngerjain nih, udah ketahuan nih ye, hahaha.” Aku
menimpali. Tapi akhirnya ku buka juga pintunya.
Pintu sudah terbuka. Dan mereka
membawa kue tart buatku. Ternyata mereka memang akan memberi surprise, tetapi tidak berhasil. Maaf ya
aku mengecewakan kalian. Karena ini mudah ditebak. Tapi terima kasih, tahun ini
hanya kalian yang berupaya memberi surprise terhadapku. Begitu pula tahun-tahun
setelah itu. Walau setelah itu kalian hanya memberi beberapa makanan sebagai
simbol ultahku seperti donat bakar di tahun ke-2, lalu kue bolu di tahun ke-3 (momen
ini tertulis di blog), tapi hanya kalianlah yang memberi arti di setiap ulang
tahunku selama di Purwokerto. Nice moment.
***
Setelah momen ulang tahunku yang
pertama bersama mereka terjadi, persahabatan kita semakin terjalin dengan rapi.
Kita juga sering pergi berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan walau dengan
kendaraan umum alias angkot. Kita tidak segan-segan buat nunggu lama angkot dan
berdesakan dengan penumpang lain, yang penting kebersamaan kita senantiasa
terasa setiap saat. Selain jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, kita juga sering
berkaraoke ria sampai tenggorokan serak, demi melepas penat atau sekedar refreshing untuk menghilangkan
beban-beban kuliah.
1 tahun telah berselang, kita mulai
disibukkan dengan kegiatan kuliah yang super padat, aku juga sedang banyak
tugas yang harus dikerjakan, mulai laporan praktikum, tugas kuliah, sampai
tugas non akademik juga mulai berdatangan, karena aku mulai aktif di UKM
kampus. Begitu pula yang lain, sisi yang juga anak HIMAKIM (Himpunan Mahasiswa
Kimia) sedang sibuk-sibuknya menyiapkan kegiatan-kegiatan terkait yang harus
dilaksanakan. Ditambah lagi dia sudah punya cowok, jadi agak jarang menetap
seharian di kosan. Pernah juga dia sempat beberapa hari ngga nginep di kosan karena pulangnya terlalu malam. Padahal pintu
kosan masih terbuka lebar untuknya.
Ages juga sedang sibuk sama
kuliahnya dan main sama teman-temannya. Sering juga dia nginep di kosan
temannya. Paling-paling yang masih stand
by di kosan cuma Regi sama Yuyun. Regi sebenarnya paling ngga suka kalau sepi atau sendirian,
kadang dia yang sering ribut sendiri kalau kosan sepi. Biar ngga terlalu sepi,
dia sering ngajak teman-temannya main di kosan. Lain lagi sama Yuyun. Dia
sukanya mengurung diri di kamar. Bukan karena malas bergaul atau acuh sama yang
lain. Tapi dia seringnya bermain dengan laptopnya untuk online. Bahkan dia bisa seharian mengurung diri di kamar, padahal
melalang buana di dunia maya. Tapi aku tahu kalau sebenarnya Yuyun seperti itu
karena di kosan juga sepi, mau kemana-mana males karena tidak ada kendaraan,
jadi lebih baik berkelana di dunia maya.
***
3 tahun berselang, suasana kosan
semakin berbeda, terutama setelah ditambah kamar baru di atas sebanyak 5 kamar.
Jadi total penghuni kos menjadi 10 orang. Sisi yang tadinya di kamar bawah
pindah ke kamar atas karena kamar bawah sering bermasalah seperti bocor, banyak
rayap, dan lain sebagainya. Yah, walaupun mesti nambah 1 juta buat sewa kamar
atas selama 1 tahun.
3 tahun, bukan waktu yang
sebentar, sepertinya persahabatan T.R.Y.A.S mulai mengalami keretakan, kita
semakin jarang berkomunikasi. Aku yang sedang menjalani penelitian, lebih sibuk
ke penelitian, apalagi kalau ada acara rapat UKM sudah pasti pulang kosan
sampai larut, yang ada mereka udah pada tidur. Begitu pula Sisi, yang sejak
menerima beasiswa Djarum dan menjadi bendahara BEM di kampusnya pastinya lebih
intens dengan kegiatan-kegiatannya. Ditambah lagi Ages dan Regi yang lebih
sering nginep di kosan temen daripada nginep di kosan sendiri. Bukan hanya itu
Yuyun juga ikut-ikutan sering nginep di kosan lamanya. Intensitas komunikasi
kita yang menyebabkan kerenggangan hubungan persahabatan kita ini.
Sangat terasa sekali saat kosan
di huni oleh anak-anak baru. Mungkin karena kaget atau tak terbiasa jadi kita
sering merasa terasing di kosan sendiri. Ada penghuni baru yang notabene
mahasiswa baru dengan segala tingkah remajanya yang seringkali membuat kita
kesal. Semakin lama semakin kita jenuh di kosan sendiri, semakin lama semakin
terkotak-kotak antara kamar atas dan kamar bawah. Dan Sisi yang sekarang
menempati kamar atas akhirnya mengirimkan sms seperti ini:
“Udah
pada lupa ya sama aku, kok sekarang kayaknya kita ngga pernah kumpul-kumpul
bareng, apa karena aku di atas jadi kalian juga udah ngga peduli sama aku. Aku
minta maaf kalo ada salah”
Apa yang dikirim Sisi ke kita
juga ada benarnya. Memang kita sudah jarang kumpul dan cenderung acuh tak acuh
terhadap teman lainnya. Jadi akhirnya aku membalas sebisaku.
“Bukannya
lupa sama kamu, mungkin kita dengan kesibukan masing-masing yang menjadikan
tali silaturahmi kita sedikit merenggang, bukan cuma ke kamu, kita semua, TRYAS
dan anak-anak baru. Kayaknya kita memang harus merencanakan sesuatu.”
Dan akhirnya kita merencanakan
suatu acara gathering buat mempererat
kembali tali persahabatan kita. Di acara itu kita memang cerita tentang masalah
kita selama ini yang membuat kita semakin jauh. Dan masing-masing orang punya
pendapat sendiri-sendiri.
“Sebenarnya
aku cuma pengen kita kayak dulu, sering kumpul bareng, atau sekedar
cerita-cerita bareng.” Sisi membuka percakapan.
“Ya, ini aku juga minta maaf karena mungkin kita sering miss
communication jadi terkadang kita berprasangka negatif ke kalian. Aku
sebenarnya sering nginep atau sering pergi bareng temen karena aku sebenarnya
sepi sendirian di kosan, dan kebetulan ada temen yang ngajak pergi, jadi ya aku
sering pergi.” Regi berpendapat.
“Aku juga sama kayak regi, aku juga minta maaf kalo sering agak nyuekin
teman-teman, bukannya apa-apa, barangkali teman-teman sibuk, dan daripada aku
ngeganggu kesibukannya kalian, jadi aku cenderung acuh.” Ages juga
menambahkan.
“Sama, yun juga kadang bosen di
kosan, karena pada pergi semua, jadi ya yun juga ikutan kabur dari kosan buat
ngisi kesepian.” Yuyun juga menguraikan alasannya.
Akhirnya aku juga menambahkan,
“Ya intinya karena kesibukan kita, kesepian kita, dan ego kita selama ini yang
membuat kita jadi jauh. Jadi dengan adanya kumpul sekarang diharapkan kita
kembali dekat satu sama lain…”
Sebelum aku selesai ngomong si
Regi memotong, “Tapi ya, sebenarnya kita butuh suatu agenda biar kita bisa
rutin untuk kumpul sesibuk apapun kita.”
“Gimana kalo kita ngadain arisan
aja, cuma berlima nanti dikocoknya setiap minggu. Gimana? Kan mau ngga mau
harus ada yang bayar sama dapet arisan kan?” Usul Sisi.
“Wah betul tuh, moga aja bisa
terlaksana, mulai minggu depan aja ya?” Ages menimpali.
Dan akhirnya setelah acara itu,
kita tiap minggu kumpul untuk mengocok arisan kecil-kecilan. Dan memang dengan
adanya kegiatan itu sepertinya membuat kita menjadi lebih akrab. Lalu, setelah
sebulan berselang kita juga makin akrab dengan anak-anak baru, karena kita
sedikit menurunkan ego masing-masing dan lebih intens untuk berkomunikasi satu
sama lain.
***
T.R.Y.A.S, mungkin persahabatan
kita ibarat sebuah kaktus, yang jika dirawat akan berwarna hijau yang
menyejukkan hati tapi jika dibiarkan tak disiram dengan air komunikasi yang
baik kelak durinya akan menusuk hati dan pikiran kita masing-masing. Kini
setelah aku menginjak semester akhir perkuliahan, mulai terasa akan kehilangan
kalian, kaktus berhargaku selama ini. Semoga kelak persahabatan kita takkan
pernah pupus, walau kita sudah tak berada di satu tempat lagi. Semoga T.R.Y.A.S
tetap menjadi kaktus yang selalu kita siram dengan air komunikasi dan pupuk
persahabatan yang akan selalu bersemi hingga kita dipanggil oleh-Nya nanti.
Amin.
***
The Meaning of T.R.Y.A.S is some clauses to be a good
friendship :
T : Tak Kenal Maka Tak Sayang
Bagaimana
mungkin persahabatan akan berjalan mulus jika kita belum mengenal kepribadian
dari sahabat kita sendiri. Rasa sayang dalam persahabatan juga akan muncul jika
kita tahu bagaimana sahabat kita mengenal kita dan bagaimana kita mengenal
sahabat kita sendiri. Termasuk pengenalan karakter.
R : Rasakan Apa Yang Dirasakan Sahabat
Seringkali
sahabat menghadapi masalah yang pelik yang kita sendiri belum tentu tahu cara
pemecahannya. Tapi setidaknya dengan mencoba merasakan apa yang dirasakan
sahabat kita, kita akan sedikit tahu apa yang harus kita lakukan untuk
memberikan solusi dari masalah yang sedang dihadapi sahabat kita.
Y : Yakin Akan Nasihatnya
Memang
tidak semua sahabat akan pintar bernasihat. Tapi setidaknya merekalah yang
sering memberikan wacana dan solusi akan masalah kita. Dan terkadang tindakan
kita sering disalahkan karena tidak sejalan dengan apa yang diwacanakan. Tapi
sekali lagi yakinlah akan nasihatnya, karena nasihat sahabat baik adalah
nasihat yang akan memberi kita ke jalan yang lebih baik.
A : Adaptasi itu penting
Jika
kita merasa sahabat hanya ada di suatu tempat yang dulu kita tinggali adalah
suatu pikiran yang picik. Sahabat ada di sekitar kita dimanapun kita ada di
dunia ini jika kita dapat beradaptasi dengan tempat yang sedang kita tinggali.
Adaptasi ini maksudnya kita sedikit-sedikit dapat membaca apa kesukaan mereka,
apa yang mereka inginkan dari seorang calon sahabat seperti kita. Asalkan
tingkah laku kita harus disesuaikan dengan kemampuan kita dalam adaptasi ini.
Jangan sampai membuat karakter kita hilang di mata mereka.
S : Sempatkan Berkomunikasi
Kadang kita terlalu terlena oleh
kesibukan kita hingga kita sedikit jauh dengan sahabat-sahabat lama. Oleh
karena itu, sempatkan berkomunikasi seperti telepon atau sms, atau sekedar say hello di Facebook, atau Twitter.
Apalagi sekarang jejaring sosial sudah semakin banyak yang memberi peluang
lebih besar kepada kita untuk berkomunikasi jarak jauh dengan sahabat-sahabat
yang telah jauh.
Purwokerto,
November 2011