Senin, 28 Desember 2009

Memories in d'Last Year

Desember 2009 segera berakhir, ini menandakan tahun 2009 berakhir pula. Banyak kejadian-kejadian yang tak selamanya bisa diungkapkan dengan kata-kata, hanya sebuah tulisan ku mengungkap semua kejadian ini.

Di bulan Desember 2009. Bulan yg penuh dengan tanda tanya besar. Kesuksesan hadir di depan mata dan tak pernah terpikirkan serta tak pernah terbesit sedikitpun di dalam asa jiwa. Mulai dari kemenanganku di KKTM POSI 200
9 tingkat fakultas. Sebenarnya apa sih keunggulan karya tulisku? Aku sendiri juga tidak bisa menjawabnya secara penuh. Karya tulis yang sebelumnya tak kuinginkan untuk dipresentasikan menjadi juara 1. Karya tulis yang masih menyimpan tanya dan tak pernah diprediksi menjadi juara. Sungguh aneh rasanya dan ku tak habis pikir bisa begini kenyataannya. Allah memang selalu berpihak padaku. Rabu, 9 Desember 2009, pengumuman pemenang itu langsung diumumkan oleh juri. Aku tak peduli, aku bakal menang atau kalah. Menang syukur, kalah tak masalah. Tapi waktu membawaku ke angan yang nyata saat mendengar timku sebagai juara pertama. Sungguh tak disangka.



Thanks buat semua pihak yang membantu mensukseskan tim "Serokupis" hingga tim ini melangkah menuju pintu kejuaraan.

21 Desember 2009, saat ku dipercaya menjadi sekretaris sidang RUA. Sungguh tak habis pikir. Ku memang tak mampu, kenapa mereka masih memilihku. Ini bukan permainan. Ini adalah sebuah kebijaksanaan dan ketegasan yang sama sekali bukan ciriku. Namun, apalah daya, ada aturan yang menaunginya, tak mampu berbuat apa-apa, hanya bisa menerima dan bertanggung jawab terhadapnya.

25-26 Desember 2009, pembacaan LPJ pengurus digelar di RUA. Meski harus membuka mata hingga pagi hari, alhamdulillah LPJ diterima peserta walau dengan perjuangan yang cukup sulit. Masih ada bayang tanya yang sepertinya belum tuntas dihadapi kita. Akankah tanda tanya itu bisa terhapuskan?

Sebenarnya masih banyak kejadian menarik yang kualami di Desember 2009 ini. Namun, peristiwa-peristiwa tersebut yang paling erat bersemayam di memori jiwaku.

Tak ada lagi batas asa jika kita ternyata mampu menjadikan itu nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar