Jumat, 27 Juli 2012

Teknik-Teknik Pemijahan Buatan Pada Ikan

Teknik pemijahan pada ikan, khususnya ikan budidaya seperti ikan patin, ikan mas, ikan lele, ikan nila, ikan gurami dan lain sebagainya biasanya dilakukan dengan cara pmijahan buatan (induce breeding), yaitu dengan menyuntikkan hormon perangsang ke tubuh induk. Pemijahan secara buatan dilakukan dengan bantuan tangan manusia. Setelah induk ikan disuntik, telur dan sperma dikeluarkan dari induk dengan cara di-striping atau diurut. Selanjutnya telur dan sperma ditampung dan dicampurkan dalam suatu wadah sehingga terjadi pembuahan di dalam wadah.


Ada beberapa cara pemijahan ikan buatan yang biasa dilakukan para pembudidaya ikan seperti penggunaan hormon perangsang. Hormon perangsang adalah larutan untuk merangsang keluarnya telur ikan. Hormon perangsang dapat berupa hormon komersial berupa ovaprim dan HCG (human chorionic gonadotropin) atau dapat juga dengan menggunakan ekstrak kelenjar hipofisa (pituitary gland) yang berasal dari spesies ikan yang sama atau ikan mas (sebagai donor universal/umum). 

Kelenjar hipofisa mengandung 2 hormon, yaitu LH (luteinizing hormone) yang berfungsi sebagai pengatur ovulasi dan FSH yang berfungsi meningkatkan perkembangan dan kematangan telur.

Pemberian ovaprim akan merangsang hypothalamus mengeluarkan GnRH dan menghambat kerja dopamin. Selanjutnya, GnRH tersebut mempengaruhi kelenjar hipofisa mengeluarkan gonadotropin dan merangsang pertumbuhan sel telur dan pematangan sel telur. Demikian juga dengan hormon HCG yang bersuna merangsang pertumbuhan sel telur.

Umumnya, para pembudidaya lebih suka memijahkan ikan dengan penyuntikan menggunakan hormon perangsang yaitu ovaprim dan HCG. Penyuntikan induk ikan dengan hormon-hormon tersebut dianggap lebih praktis dan efisien. Selain itu, penjadwalan produksi dapat dilakukan lebih tepat. Ovaprim dijual dalam bentuk larutan dengan kemasan botol (isi 10 ml). Sementara itu, HCG dijual juga dalam bentuk cairan dengan kemasan botol, biasanya setiap botol berisi 1.500 IU (international unit).

  • Penyuntikan Dengan Ovaprim
Syarat dari induk yang akan diberi suntikan hormon (jantan maupun betina) harus matang gonad. Pada ikan patin, untuk induk betina, dosis hormon ovaprim yang diberikan 0,5 ml/kg berat badan. Dosis tersebut digunakan untuk dua kali penyuntikan, yakni penyuntikan pertama dosis yang diberikan hanya 1/3 bagian dan 2/3 bagian sisanya diberikan pada penyuntikan kedua. Selang waktu antara penyuntikan pertama dan kedua sekitar 8-12 jam. Adapun pengenceran ovaprim dapat dilakukan dengan menggunakan akuabidest atau air mineral yang steril sebanyak 2 kali dosis ovaprim. Sebelum penyuntikan, usahakan tidak terdapat gelembung udara pada jarum suntik.

Ovaprim

Sedangkan penyuntikan induk jantan, tingkat kematangannya harus diperhatikan. Pada induk jantan yang memang telah siap memijah, sperma bisa dengan mudah keluar tanpa perlu disuntik ovaprim. Namun, bila induk jantan belum terlalu matang, penyuntikan ovaprim sebaiknya dilakukan, yakni dengan dosis 0,2 ml/kg berat badan. Penyuntikan dilakukan bersamaan dengan penyuntikan ke-2 pada induk betina.

  • Penyuntikan Menggunakan Kelenjar Hipofisa
Kelenjar hipofisa bisa diperoleh dari ikan donor, yaitu ikan mas atau patin yang telah dewasa dan dalam kondisi sehat. Syarat ikan donor adalah dari ikan sejenis dengan ikan yang akan disuntik. Namun, ikan mas merupakan salah satu jenis ikan yang dapat dijadikan sebagai ikan donor untuk jenis ikan apa saja. Hal ini karena kelenjar hipofisa ikan mas bersifat universal. Keunggulan lain dari ikan mas sebagai ikan donor adalah mudah diperoleh, lebih murah penyediaanya, dan tidak menunggu lama untuk matang kelamin. Ikan mas yang digunakan untuk donor iasanya diambil dari induk jantan karena efektifitas rangsangan pada ikan mas jantan lebih tinggi daripada betina.

Dosis penyuntikan dengan menggunakan kelenjar hipofisa adalah 3 dosis untuk betina dan 1 dosis untuk jantan. Misalnya untuk ikan patin, jika berat induk patin betina yang akan disuntik 3 kg maka dibutuhkan ikan donor yang akan diambil kelenjar hipofisanya sebanyak (seberat) 3x3 kg = 9 kg. Sedangkan, jika berat induk patin jantan yang mau disuntik 2 kg maka berat ikan donor sebaiknya juga 2 kg. 

Tahap-tahap pengambilan kelenjar hipofisa jika menggunakan donor yang berasal dari ikan mas adalah sebagai berikut :

1. Potong kepala ikan donor hingga putus. Potongan kepala tersebut kemudian diletakkan dengan mulut menghadap ke atas.

2. Potonglah kepala ikan mas ke arah bawah mulai dari bawah lubang hidung hingga tulang tengkorak terbuka hingga otaknya terlihat.

3. Angkat otak tersebut dengan hati-hati, lalu bersihkan darah, lemak, dan lendir di sekitar kelenjar hipofisa dengan menggunakan tisu. Ketika otak diangkat, akan tampak kelenjar hipofisa, yakni berupa butiran bulat kecil berwarna putih. Ambil kelenjar hipofisa menggunakan pinset. Lakukan dengan ekstra hati-hati agar kelenjar hipofisa tidak pecah.

4. Gerus kelenjar hipofisa tersebut dengan gelas penggerus. Masukkan pelarut aquabidest atau air mineral sebanyak 2-3 ml, kemudian gerus kembali hingga lumat. Pindahkan larutan ekstrak hipofisa ke dalam gelas tabung menggunakan spuit jarum suntik. Selanjutnya, gelas tabung disentrifugasi (putar) atau kocok selama kurang lebih 2-5 menit. Biarkan larutan ekstrak hipofisa mengendap. Larutan akan terlihat dua lapis, lapisan atas nampak jernih, sedangkan lapisan bawah sebagai endapan. Cairan jernih tersebut diambil dengan menggunakan spuit jarum suntik dan siap disuntikkan ke ikan resipien (ikan yang akan dipijahkan).

 
 
 



Sumber

Mahyyudin, K. 2010. Panduan Lengkap Agribisnis Patin. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rabu, 25 Juli 2012

WOW, Ubur-Ubur Buatan Dari Sel Otot Tikus


Peneliti dari Caltech dan Universitas Harvard berhasil menciptakan medusoid yang merupakan ubur-ubur buatan yang diciptakan dari sel otot jantung tikus. Medusoid itu terlihat seperti bunga dengan delapan kelopak dan ketika ditempatkan di medan listrik, makhluk itu berdenyut dan berenang seperti ubur-ubur hidup sebenarnya. Kesuksesan penelitian ini adalah hasil hipotesis dimana ada kemungkinan untuk menggunakan reverse bio-mimicry engineering. Teknik ini dapat memproduksi berbagai variasi dari organ-organ muskular.

Menurut Kevin Kit Parker, ahli biofisika di Universitas Harvard, Cambridge, Massachusetts, yang memimpin proyek tersebut, ubur-ubur yang diciptakan hanya secara morfologis dan fungsional, tetapi secara genetik merupakan tikus. Ubur-ubur tersebut diciptakan dikarenakan desainnya yang mirip dengan jantung manusia dimana pada dasarnya mengenai pemompaan untuk mengambil air pada hewan laut tersebut. Kemiripan desain ini membantu untuk mengetahui bagaimana untuk membuat desain dari bio-inspired pump. 

Laboratorium Parker memang bekerja untuk membuat model jantung manusia buatan untuk regenerasi organ dan pengujian obat. Tim peneliti membuat medusoid untuk memahami “hukum dasar pemompaan otot.” 

Pembuatan mahluk sintetis itu bermula tahun 2007, saat Parker sedang mencari cara baru untuk mempelajari pemompaan otot mengunjungi New England Aquarium di Boston. Untuk membuatnya, Parker merekrut John Dabiri, perekayasa biologi yang mempelajari tenaga penggerak biologis di California Institute of Technology (Caltech), Pasadena, Amerika Serikat. Dia juga melibatkan Janna Nawroth, doktor biologi lulusan Caltech. 

Nawroth memulai pembuatan medusoid dengan memetakan setiap sel dalam tubuh ubur-ubur bulan muda (Aurelia aurita) untuk memahami bagaimana mereka berenang. Lonceng ubur-ubur bulan terdiri atas satu lapisan tunggal otot, dengan serat erat selaras mengitari cincin pusat dan punya delapan jari-jari.

Nawroth kemudian membuat struktur dengan sifat yang sama dengan lapisan tunggal dari otot jantung tikus menggunakan lembar berpola dari polydimethylsiloxane, polimer senyawa organosilikon yang umumnya disebut silikon. 

Para peneliti sudah mengajukan paten untuk menggunakan desain mereka, sebagai kerangka untuk pengujian obat dan dalam jangka panjangnya adalah untuk menghasilkan bio-organ buatan yang efektif dan efisien. 

Sumber :