Minggu, 27 Februari 2011

Sel Sintesis Telah Ditemukan

Ilmuwan dari J. Craig Venter Institute (JCVI) di Maryland, California berhasil mengembangkan sel hidup pertama yang harus dikontrol sepenuhnya dengan DNA sintesis. Dengan kata lain, mereka telah menemukan sel sintesis pertama setelah sebelumnya pada tahun 2003 JVCI juga telah membuat virus sintesis pertama di dunia. Para peneliti menyalin genom bakteri yang ada, mengurutkan kode genetiknya dan kemudian digunakan "mesin sintesis" untuk membentuk salinan kimia.

Para peneliti berharap pembuatan desain dari sel-sel bakteri ini akan menghasilkan berbagai zat yang dapat digunakan untuk obat-obatan, bahan bakar dan bahkan menyerap gas dari efek rumah kaca. Berdasarkan Jurnal Wall Street, perusahaan Exxon Mobil Corp mengontrak mereka dengan harga 600 juta dolar untuk mendesain sel-sel alga yang dapat menyerap karbondioksida dan dapat dikemas sebagai bahan bakar.

Namun, kelompok-kelompok pecinta lingkungan telah mengeluarkan pernyataan meminta Badan Perlindungan Lingkungan serta Administrasi Pangan dan Obat-obatan untuk sepenuhnya mengatur semua percobaan biologi sintetis dan produknya. Tentu saja, belum ada yang tahu bagaimana organisme ini akan berperilaku di lingkungan. Seperti Dr. Helen Wallace dari Genewatch Inggris (sebuah organisasi yang memantau perkembangan teknologi genetik) mengatakan kepada BBC News, "Dengan melepaskan mereka ke daerah pencemaran, [dengan tujuan membersihkan pencemaran itu], Anda justru benar-benar merilis jenis pencemaran baru".

Tapi dibalik fakta tersebut, penemuan para ilmuwan ini juga patut diapresiasi sebagai bagian dari kemajuan ilmu pengetahuan. Dan yang harus kita cermati adalah kode bioetika para ilmuwan tersebut juga harus diterapkan. Bukan hanya sekedar memandang dari sisi positif, tapi sisi negatifnya pula karena ilmu pengetahuan digunakan untuk mensejahterakan manusia dan alam sekitarnya, bukan untuk merusaknya.

*dari berbagai sumber.

Kamis, 10 Februari 2011

Cupang, Ikan Atraktif

Setiap orang mengagumi keindahan, baik keindahan panorama alam pegunungan maupun perairan. Namun, keindaha tersebut tidak mudah dihadirkan secara utuh di sekitar kita. Akhirnya, banyak orang membuat panorama tiruan atau dalam bentuk miniatur, seperti taman atau akuarium agar keindahan tersebut tetap bisa dinikmati.

Begitu pula pada cupang. Gerak-gerik dan keindahan warna tubuhnya membuat banyak orang terkesan. Keindahan warna cupang sering dinikmati oleh hobiis dengan memajangnya di ruang keluarga atau ruang tamu. Indahnya bentuk dan warna cupang dalam wadah stoples kaca bulat membuat ruangan kian artistik. Wadah kotak meninggi juga sering dimanfaatkan untuk menempatkan cupang. Selain membuat tampilan cupang kian menawan, wadah demikian juga akan membuat napas cupang kuat.

Awalnya, ikan ini berasal dari perairan alami. Sifat dasar ikan ini sangat agresif dalam mempertahankan wilayahnya dan gemar berkelahi. Pantas jika selanjutnya ikan ini mendapat julukan fighting fish. Hal itu pula yang menyebabkan nenek moyang bangsa Thai memperkenalkan ikan cupang pertama kali (lebih dari dua abad yang lalu) sebagai ikan aduan.

Pada awalnya, adu cupang dilakukan sekadar untuk mengisi waktu senggang. Namun, lama-kelamaan, adu ikan ini menjadi tren dan ajang kimpetisi antarkelompok dan antarkampung. Setiap cupang jawara akan menjadi kebanggan bagi kampung yang menjagokannya. Pada akhirnya, cupang alam pun diburu untuk ditangkarkan dan dipersiapkan mengikuti kontes aduan.

Selain gemar berkelahi, beberapa jenis ikan cupang memiliki warna tubuh yang indah. Diukung gerakannya yang tenang dan anggun, keindahan warna dan sirip ikan cupang ini pun dapat lebih lama dinikmati. Pada akhirnya, para penangkar pun melakukan penyilangan-penyilangan baru untuk menghasilkan ikan cupang dengan warna dan bentuk sirip yang diinginkan.

Selain keindahan warna tubuh, bentuk sirip, dan keanggunannya, daya tarik ikan cupang lainnya yaitu mudah dalam pemeliharaannya.


*disadur dari buku Cupang : Panduan Lengkap Cupang Hias dan Cupang Adu oleh Redaksi Penebar Swadaya (2009)

Rabu, 09 Februari 2011

Untuk Kamu

Pertama kali aku melihatmu memang tak ada yang istimewa. Kamu terlihat istimewa di mataku setelah teman-teman menggoda kita. Kita yang sering duduk bersama di pagi hari, saat gerbang baru dibuka. Indah sekali saat itu walau kita sama sekali tak mengucap satu katapun. Makin istimewa kamu di mataku saat kamu membuat lambang cinta bertuliskan namaku. Walau aku sendiri tak mampu melihatnya karena tersipu malu. Tapi sungguh bunga-bunga cintamu makin bermekaran di hatiku.

Dan aku masih teringat, kamu mengembalikan barang milikku (yang berharga) saat itu, saat awal-awal kita berkenalan. Bahkan aku sudah lupa akan barang itu. Tapi kamu memberikannya kembali kepadaku.

Aku makin bersemangat dalam ruang belajar organisasi ketika kamu juga masuk dalam ruang itu. Namun, memang ruang itu bukan bidangku, jadi sama saja aku tidak merasa nyaman berada di sana jika tanpamu.

Tapi aku juga masih teringat, kamu bisikkan nasihat saat kegelapan melanda sekitar kita. Kamu menasihatiku tuk slalu melantunkan doa-doa dan pujian-pujian kepada Sang Khalik agar terhindar dari marabahaya kala itu.

Dan aku juga masih teringat, kamu menyuruhku menunggumu saat itu. Tapi aku lupa karena kesibukanku lalu meninggalkanmu. Maafkan aku untuk itu.

Terakhir ku melihatmu, kamu sudah berbelok arah di ujung jalan itu. Karena kita memang telah dipisahkan oleh waktu. Namun, hanya harap yang tertinggal di sini. Semoga aku adalah bagian dari tulang rusukmu.

Untuk kamu yang duduk sebaris denganku di baris ke-4

Selasa, 08 Februari 2011

Saya mengabadikan "sesuatu" hari ini...

Hari ini sebenarnya saya enggan ke kampus. Tapi juga enggan di kosan. Ya sudah lah akhirnya saya ke kampus juga. Sesampai di kampus saya langsung ke sekre. Eh, ternyata ngga bisa masuk sekre. Permasalahan yg paling utama adalah karena kenop pintunya rusak. Hmmm, terpaksa saya beranjak dari sekre langsung menuju tempat hotspotan. Udah tuh hotspotan ampe siang. Udah gitu ngajakin temen dah si romjenk buat nemenin *bosen si ngga ada temen ngobrol. Abis itu karena lapar yg sangat, kita makan dah di kantin. Oya, sebelum itu saya ngeliat ke komisi udah ada hasil rapat belum secara saya ngajuin pembimbing 1 ke komisi. Eh udah, ternyata betul pembimbing saya seperti yang di NB. Seusai makan langsung dah ke sekre lagi mencoba membuka pintu dg peralatan yg di motor a.k.a kunci2 ajaib dan ternyata memang ajaib bisa untuk membuka sekre ..hmmm. . . Dan setelah masuk sekre ada sesuatu yang cukup menggelitik untuk tak mengabadikan. . akhirnya saya abadikan. Apakah sesuatu itu?? Tunggu kabar selanjutnya. .hehehe


*Sekre UPI, 8 Februari 2011 pukul 4:43 PM

Jumat, 04 Februari 2011

Cintaku Cinta Apa Adanya

“Perasaan ini telah jatuh terlalu dalam. Aku tahu kita beda. Mungkin kamu terlalu spesial untuk ku miliki. Dan perasaan ini bukan semata-mata karna rasa iba terhadapmu. Namun, dari nuraniku kuselipkan seribu angan tuk bisa bersanding denganmu.”

Arga Saputra

Maaf aku nambah coretanmu di sini

Sebenarnya agak geli juga nembak cewek pake tulisan seperti itu. Tapi mau gimana lagi si Dia beberapa hari ini nggak pernah muncul. Aku jadi penasaran apa yang sedang dia lakukan sekarang. Semoga Dia dalam keadaan sehat. Dia adalah Almira, sebut saja Mira. Cewek yang aku kenal di tempat bimbingan belajar ini. Cewek yang membuat aku bersemangat kuliah dan semangat untuk menjalani hidup yang indah ini. Mira adalah cewek yang pintar, pandai berbicara dan berpendapat,dan mempunyai kegigihan dalam berusaha, serta bukan cewek manja yang cuma pengen diajak jalan-jalan kesana kemari menghambur-hamburkan uang. Ini adalah sosok cewek yang aku idam-idamkan selama ini.

Saat itu aku terkejut membaca coretan di bukunya bahwa dia tengah menderita sakit. Mira adalah seorang Thalasemi, penderita Thalasemia. Thalasemia seperti yang kuketahui adalah penyakit kelainan darah dimana produksi eritrosit dan hemoglobin dalam jumlah yang tidak sebanyak orang normal. Ini adalah penyakit yang cukup serius. Aku memikirkan bagaimana memiliki pacar yang sakit seperti ini. Tapi hati ini berbanding terbalik dengan pikiranku. Ketika aku mengetahui fakta ini justru perasaan ini makin kuat bersemayam di hati ini. Maka ku putuskan untuk menyatakan cintaku kepada Mira lewat buku yang aku pinjam ini.

Sore ini ada jadwal bimbel, dan semoga Mira berangkat bimbel juga. Karena sudah dua kali pertemuan dia tidak menampakkan diri. Dan ternyata benar dia berangkat. Aku mengembalikan buku catatannya yang aku pinjam dan sekaligus berharap dia membaca coretanku diantara coretan tentang dirinya di buku itu. Pertemuan berikutnya aku melihat wajahnya cukup muram kepadaku. Mungkin dia marah kepadaku karena aku telah membaca tulisannya yang seharusnya milik pribadinya. Atau mungkin karena aku menambahi coretan di bukunya tersebut. Karena terlalu penasaran maka setelah selesai bimbingan aku menanyakan kepadanya tentang tulisanku tersebut. Seketika dia menitikkan air mata. Lalu jatuh pingsan. Aku bingung, dia marah atau sedih atau senang. Dan rasa penasaran ini belum terjawab sampai kemudian keluarganya datang dan khawatir akan keadaannya lalu memintaku memanggil ambulans untuk membawanya ke rumah sakit.

Mira telah masuk ke ruang gawat darurat lalu kemudian aku diberondong pertanyaan oleh keluarganya kenapa Mira bisa pingsan mendadak seperti itu. Aku menceritakan semuanya kepada keluarganya tentang coretan rahasia di bukunya dan juga tentang coretanku yang menyatakan cinta kepadanya. Sekarang keluarganya memaklumi kenapa Mira bisa pingsan. Ya, karena aku menambah coretan di bukunya tersebut. Dan Akhirnya mereka menceritakan semua tentang Mira kepadaku.

Mira adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Mira dilahirkan karena memang orang tuanya menginginkan anak perempuan. Kedua kakak laki-lakinya memiliki sel darah yang normal, orang tuanya juga bukan penderita Thalasemia, tapi kenapa Mira bisa mengidap penyakit tersebut? Penjelasan dari orangtua Mira menyatakan bahwa ternyata dokter salah mendiagnosis penyakit yang diderita oleh Ayahnya Mira. Awalnya beliau didiagnosis menderita anemia biasa. Namun, setelah kelahiran Mira yang terdiagnosis Thalasemia sejak umur 5 bulan, Ayahnya pun terdiagnosis sebagai carier/pembawa penyakit ini dari orang tuanya. Mira harus meluangkan waktu untuk transfusi darah setiap sebulan sekali. Dan mungkin itulah yang membuat Mira sering tidak masuk bimbel karena sedang transfusi darah di rumah sakit. Tapi walaupun begitu, orangtuanya tetap tidak menjadikan Mira sebagai anak emas atau anak yang istimewa. Hanya 1 hal yang dilarang oleh keluarganya adalah Mira tidak boleh jatuh cinta kepada lawan jenis, artinya Mira tidak boleh pacaran. Orangtuanya takut ketika kelak Mira menikah dengan seorang pria normal maka akan beresiko memiliki keturunan seorang Thalasemi juga. Karena memang penyakit ini adalah penyakit genetis yang diturunkan dan semakin lama prevalensi Thalasemia ini di Indonesia juga semakin meningkat.

Setelah mengetahui bahwa Mira dilarang berpacaran, ternyata aku tahu dia pingsan karena aku telah menyatakan cinta kepadanya. Maafkan aku Mira, aku terlalu mencintaimu. Memang keluarganya sedikit tidak setuju jika Mira punya pacar. Tetapi Mira juga remaja biasa dan cewek pada umumnya juga pasti akan menyukai lawan jenis. Maka keluarganya pun memaklumi, dan menanyakan kesanggupanku menerima Mira apa adanya. Dan memang aku telah menyanggupi dari lubuk hati yang paling dalam akan menjaga Mira bagaimanapun keadaannya.

Dokter telah memeriksa Mira dari ruang gawat darurat. Ternyata Mira pingsan selain karena coretanku di bukunya tersebut memang Mira harus mendapat transfusi darah lagi. Dokter mempersilakan Mira untuk dijenguk keluarganya. Ketika itu aku ikut masuk ke ruangan dan melihat Mira terbujur lemah di tempat tidur. Namun dia telah sadar dan ketika melihatku raut mukanya menjadi sedikit takut. Memang benar dia takut kepada orang tuanya yang melarangnya memiliki pacar. Namun setelah aku menceritakan aku akan menerimanya apa adanya, bagaimanapun keadaannya, orang tuanya setuju Mira dapat berpacaran denganku. Dan Mira pun menerimaku menjadi pacarnya. Hari-hari pun kulalui bersamanya. Merajut jalinan cinta yang indah tanpa mengistimewakan keadaannya yang sedang sakit.

Beberapa tahun kemudian aku menikahi Mira. Setelah itu Mira hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki normal yang sehat. Namun Mira meninggal dunia setelah melahirkan karena kehabisan banyak darah. Aku sangat sedih dan terpukul atas kehilangan istriku tercinta. Namun kesedihanku sedikit terobati karena aku telah memiliki anak laki-laki normal buah cintaku dengan Mira yang seorang Thalasemi. Memang keputusanku menjalin cinta dengan Mira tidaklah salah, cinta yang berasal dari lubuk hati yang paling dalam adalah cinta yang abadi, dan cinta apa adanya berbuah manis pada akhirnya. Terimakasih Mira, kau telah memberiku banyak pelajaran berharga di dunia ini, terutama bagaimana kita harus memaknai arti sebuah hidup dan mensyukuri anugerah dariNya. Cinta ini kan selalu ku dekap sampai ku pergi menghampiri surgaNya. Sebuah cinta yang apa adanya.


Dipublikasikan pada : Buletin Blue Science UPI Fabio Unsoed 2010