Jumat, 28 Mei 2010

PENGAMATAN VIRUS PADA BAKTERI DENGAN METODE PLAQUE

I. PENDAHULUAN

Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung 1 jenis asam nukleat yaitu RNA atau DNA saja. Partikelnya secara utuh disebut virion. Virion terdiri dari capsid yang dibungkus oleh sebuah glikoprotein atau membran lipid. Virus biasanya resisten terhadap antibiotik (Rahma, 2007).

Virus selama hidupnya di dalam organisme inang mengalami dua macam daur hidup, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Daur hidup litik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase replikasi (sintesis), fase perakitan dan fase lisis (pembebasan virus baru). Sedangkan daur hidup lisogenik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase pengabungan dan fase pembelahan (Pelczar dan Chan, 2008).

Virologi merupakan salah satu cabang ilmu yang relatif mudah dibandingkan dengan ilmu kedokteran lain dan masih belum banyak diminati oleh ilmuwan di Indonesia. Pada sisi lain, virus sebagai jasad paling sederhana ternyata banyak sekali menimbulkan masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan virus saat ini tidak hanya dikaitkan dengan penyakit infeksi viral yang konvensional tetapi juga dengan berbagai penyakit lain seperti keganasan, penyakit otoimun, penyakit degeneratif, serta keterkaitannya dengan industri bahan dan pelayanan kesehatan. Masalah kesehatan tersebut diatas tidak hanya terjadi di negara berkembang, tetapi juga pada banyak negara maju. Selain itu, jika ditelaah lebih dalam ternyata hampir semua organisma dapat mengandung virus atau komponen virus dalam dirinya (Sjahrurachman, 2001). Metode plaque merupakan salah satu metode yang paling mudah dan murah untuk mengidentifikasi virus yang menginfeksi organisme.

Tujuan praktikum Pengamatan Virus pada Bakteri dengan Metode Plaque adalah untuk mengetahui ada tidaknya virus pada sampel yang melisiskan sel bakteri.

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah media NA cawan, cutton bud steril, pembakar spirtus, alkohol, korek api, wrapping, pipet ukur 1 ml, filler, botol steril, tabung reaksi, sumbat, inkubator, air sampel, dan isolat E. coli cair.

B. Metode

1. Sampel air yang diduga mengandung virus di masukkan ke dalam botol sampel.

2. Media pertumbuhan bakteri (NA) disiapkan.

3. Diambil cutton bud steril dan dicelupkan pada E. coli cair secara aseptis.

4. Dilawnkan secara aseptis cutton bud yang telah dicelupkan E. coli pada media NA Cawan.

5. Sampel air diinokulasikan secara aseptis ke dalam medium NA yang telah disiapkan.

6. Kemudian diinkubasi selama 2-4 x 24 jam.

7. Diamati pembentukan plaque yang terjadi apabila terbentuk plaque pada koloni pertumbuhan bakteri maka diduga terdapat virus yang melisiskan bakteri.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil

Tabel Hasil Praktikum Pengamatan Virus pada Bakteri dengan Metode Plaque

Kelompok

Cawan I

Cawan II

1

-

-

2

+

+

3

+

+

4

-

-

5

+

+


B. Pembahasan

Virus merupakan agensia infeksi non-seluler dan hanya dapat melakukan multiplikasi dalam sel inang. Virus berukuran sangat kecil yaitu bervariasi dari 18 –200 nm, sehingga hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop elektron. Berbeda dengan parasit intraseluler lainnya, virus menggunakan sel inang sepenuhnya untuk ..............................................................................................................................................(selengkapnya download disini)

Minggu, 09 Mei 2010

Di "rep-repin"?? Kok Bisa ya??

Pernah ngga ngalamin kejadian pada saat tidur kemudian tersadar namun tak bisa bangun dan bergerak, terasa seperti tercekik dan sesak napas. Kadang fenomena ini menjadi mitos masyarakat Jawa yang disebut di "rep-rep'i". Yang katanya ditindih makhluk halus. Benarkah?? Tapi berikut ada penjelasan ilmiahnya:

Sleep Paralysis
Menurut medis, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak disebut sleep paralysis alias tidur lumpuh (karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh). Hampir setiap orang pernah mengalaminya. Setidaknya sekali atau dua kali dalam hidupnya.

Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan. Dan usia rata-rata orang pertama kali mengalami gangguan tidur ini adalah 14-17 tahun. Sleep paralysis alias tindihan ini memang bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit. Yang menarik, saat tindihan terjadi kita sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur. Tak heran, fenomena ini pun sering dikaitkan dengan hal mistis.

Di dunia Barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul. Ada juga yang merasa melihat agen rahasia asing atau alien. Sementara di beberapa lukisan abad pertengahan, tindihan digambarkan dengan sosok roh jahat menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas.

Kurang Tidur
Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM).

Sebagai pengetahuan, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan. Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (kita masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM. Pada tahap inilah mimpi terjadi.

Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM).

Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.

Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi. Lingkungan kerja pun ikut berpengaruh. Misalnya,Anda bekerja dalam shift sehingga kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur.

Jangan Anggap Remeh
Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi.

Jika Anda sering mengalami gangguan tidur ini, sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan membantu Anda mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu. Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat.

Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam.

Perlu diketahui juga, seep paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini.

Nah, jika tindihan disertai gejala lain, ada baiknya segera ke dokter ahli tidur atau laboratorium tidur untuk diperiksa lebih lanjut. Biasanya dokterakan menanyakan kapan tindihan dimulai dan sudah berlangsung berapa lama. Catatan yang telah Anda buat tadi akan sangat membantu ketika memeriksakan diri ke dokter.

Mitos Sleep Paralysis Di Berbagai Negara
- Di budaya Afro-Amerika, gangguan tidur ini disebut the devil riding your back hantu atau hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.
- Di budaya China, disebut gui ya shen alias gangguan hantu yang menekan tubuh seseorang.
- Di budaya Meksiko, disebut se me subio el muerto dan dipercaya sebagai kejadian adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang.
- Di budaya Kamboja, Laos dan Thailand, disebut pee umm, mengacu pada kejadian di mana seseorang tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuhorang itu untuk tinggal di alam mereka.
- Di budaya Islandia, disebut mara. Ini adalah kata kuno bahasa Island. Artinya hantu yang menduduki dada seseorang di malam hari, berusaha membuatorang itu sesak napas dan mati lemas.
- Di budaya Tuki, disebut karabasan, dipercaya sebagai makhluk yang menyerang orang di kala tidur, menekan dada orang tersebut dan mengambil napasnya.
- Di budaya Jepang, disebut kanashibari, yang secara literatur diartikan mengikat sehingga diartikan seseorang diikat oleh makhluk halus.
- Di budaya Vietnam, disebut ma de yang artinya dikuasai setan. Banyak penduduk Vietnam percaya gangguan ini terjadi karena makhluk halus merasuki tubuh seseorang.
- Di budaya Hungaria, disebut lidercnyomas dan dikaitkan dengan kata supranatural boszorkany (penyihir). Kata boszorkany sendiri berarti menekan sehingga kejadian ini diterjemahkan sebagai tekanan yang dilakukan makhluk halus pada seseorang di saat tidur.
- Di budaya Malta, gangguan tidur ini dianggap sebagai serangan oleh Haddiela (istri Hares), dewa bangsa Malta yang menghantui orang dengan cara merasuki orang tersebut. Dan untuk terhindar dari serangan Haddiela, seseorang harus menaruh benda dari perak atau sebuah pisau di bawah bantal saat tidur.
- Di budaya New Guinea, fenomena ini disebut Suk Ninmyo. Ini adalah pohon keramat yang hidup dari roh manusia. Pohon keramat ini akan memakan roh manusia di malam hari agar tidak menggangu manusia di siang hari. Namun, seringkali orang yang rohnya sedang disantap pohon ini terbangun dan terjadilah sleep paralysis.

Sumber : http://dolite.blogspot.com

Minggu, 02 Mei 2010

Materi Fisiologi Tumbuhan II

1. Tumbuhan dan Lingkungan (download)
2. Penyerapan air (download)
3. Tanah sebagai substrat (download)
4. Hara mineral (download)
5. Fitohormon : Regulator (download)
6. Fitohormon : Inhibitor (download)
7. Konsep kerja dan aktivitas fitohormon (download)
8. Aplikasi zat pengatur tumbuh (download)
9. Gerak pada tumbuhan (download)
10. Pertumbuhan dan Perkembangan (download)
11. Reproduksi seksual dalam tanaman tingkat tinggi (download)
12. Pembungaan (download)
13. Pematangan buah (download)
14. Penuaan (senecence) (download)